Alquran Surat Asy-Syuara ayat 88-89, Allah Swt berfirman, “(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” Ada pula hati yang bersih karena seseorang selalu beribadah dengan niat tulus mencari ridha Allah.
Hati adalah pemimpin dalam diri manusia. Qalb (yang dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai "hati", atau "hati nurani") menempati posisi sentral dalam sebuah laku jalan pertaubatan, sebuah jalan panjang pengenalan diri kepada Sang Khalik. Qalb merupakan poros mikrokosmos dari seorang insan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Dan jika ia buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Ia adalah qalb." (H.R. Bukhari).
Sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati, yang hakikatnya adalah iman. Hati (iman) yang baik atau lurus akan membuat baik seluruhnya namun apabila hati (iman) rusak, sakit atau sesat maka akan rusak seluruhnya. Hati (iman) kita bagai tumbuhan yang perlu dipupuki, disiram dan dirawat. Tampilan fisik hati (iman) yang baik adalah akhlaq yang baik, pergaulan yang baik, menyenangkan dan dicintai karena itulah dikatakan, “Amalan Zhahir adalah yang Lazim (menunujukkan) amalan bathin, tidak terpisah antara keduanya dan tidak adanya amalan zhahir menunjukan tidak adanya amalan bathin.” Tatkala iman sedang baik seakan-akan tak ada yang lebih penting dari amal shalih namun saat kita tidak ikhlas dan istiqamah memupukinya, iman semakin lemah/menurun, sehingga amal shalih sangat berat untuk dilakukan. Naudzubillah min dzalik..